Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan BUMN yang bertugas untuk mencetak uang rupiah.
Daftar Isi
Berapa besar gaji PERUM PERURI di Indonesia? Rata-rata gaji bulanan dari PERUM PERURI berkisar dari kira-kira Rp5.000.000 per bulan untuk Staf Keuangan hingga Rp12.000.000 per bulan untuk Accounting.
Beranda – PERURI | Percetakan Uang Republik Indonesia. Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) dipercaya pemerintah sebagai satu-satunya perusahaan yang mencetak uang rupiah serta dokumen penting lainnya milik negara.
Sebab, pemerintah tidak punya apa-apa untuk membayar utang tersebut. Begitu pula dengan mencetak uang, mencetak uang tidak boleh untuk kebutuhan membayar utang negara saja. Itu tadi jawaban penyebab kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya.
Bisa Mendorong Utang Baru
Bukannya terbebas dari kemiskinan, pencetakan uang yang banyak dan tak terkendali, justru bisa membuat utang negara bertambah. Itulah alasan mengapa negara termasuk Indonesia tidak boleh mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk membayar utang luar negerinya.
Pencetakan Uang Rupiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mencetak Uang Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan rencana cetak dalam periode tertentu. Rencana tersebut mencakup rencana jumlah nominal dan jumlah lembar Uang Rupiah kertas, serta rencana jumlah nominal dan keping Uang Rupiah logam.
Bank sentral menjelaskan, salah satu material yang digunakan untuk membuat uang kertas adalah serat kapas. “Serat kapas lebih lentur, tidak mudah sobek,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara beberapa waktu lalu.
Sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 2011, pencetakan Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan menunjuk badan usaha milik negara, yaitu Perum Peruri, sebagai pelaksana Pencetakan Rupiah.
PT Pertamina (Persero):
Gaji petugas SPBU disebut berada pada kisaran Rp 1,9 juta sampai Rp 5,1 juta per bulan. Untuk posisi Site Engineer digaji Rp 30 juta-Rp 33 juta, sedangkan untuk level engineer saja bergaji Rp 19 juta-Rp 21 juta per bulan.
Grade 1 mendapatkan gaji rata-rata sebesar Rp1.800.000,- per bulannya. Grade 2 mendapatkan gaji rata-rata sebesar Rp2.250.000,- per bulannya. Grade 3 mendapatkan gaji rata-rata sebesar Rp2.300.000,- per bulannya. Grade 4 mendapatkan gaji rata-rata sebesar Rp3.100.000,- per bulannya.
Semakin banyak uang dicetak, maka harga akan semakin cepat naik. Hal ini pertama kali terjadi di Jerman pada tahun 1923. Mereka berusaha meningkatkan kondisi perekonomian dengan memproduksi uang kertas lebih banyak. Pada akhirnya mereka mengalami apa yang disebut dengan hiperinflasi, saat harga barang meroket tajam.
Dengan kata lain, redenominasi akan dilakukan pada 2025 mendatang. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 yang diteken Sri Mulyani pada 29 Juni 2020 lalu.
Sedangkan tujuan dari pemusnahan uang rupiah itu dilakukan untuk menjalankan pengelolaan uang rupiah agar tetap layak edar di masyarakat (clean money policy). Uang rupiah yang dimusnahkan tersebut nantinya akan diganti dengan uang rupiah dalam kondisi layak edar dalam jumlah yang sama.
Pada November 2021, rasio utang terhadap PDB adalah 39,84 persen, sementara sebulan sebelumnya yakni 39,69 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, pemerintah Indonesia masih sanggup membayar utang plus bunganya.
Alasan negara berutang
Kenaikan kebutuhan belanja tersebut dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan belanja produktif, seperti kesehatan, pendidikan, insfrastruktur, perlindungan sosial, dan sebagainya. Sebagai contoh di Indonesia, utang digunakan untuk pembiayaan APBN.
Iya, tentu saja. Semua negara bebas mencetak uang masing-masing sesukanya. Namun sembarangan mencetak uang bisa melemahkan nilai uang sendiri, karena supply bertambah.
Utang Indonesia ke China: 22 miliar dollar AS. Utang Indonesia ke Hong Kong: 16,8 miliar dollar AS. Utang Indonesia ke Korea Selatan: 6,3 miliar dollar AS. Utang Indonesia ke Belanda: 5,3 miliar dollar AS.