Penerima vaksin primer AstraZeneca bisa diberikan booster homolog, yaitu Vaxzevria. Jenis vaksin ini disebut bisa meningkatkan kekebalan dalam melawan virus corona varian Omicron.”
Daftar Isi
“Sampai saat ini sesuai dengan izin penggunaan darurat BPOM dan juga rekomendasi ITAGI, vaksin AstraZeneca digunakan di atas usia 18 tahun,” tutur Nadia, Sabtu (22/5).
Vaksin AstraZeneca berbahan virus tak berbahaya, seperti adenovirus, yang telah dilemahkan sebagai pemantik sistem imun manusia. Virus vektor ini tidak dapat menyebabkan penyakit Covid-19. Adenovirus sendiri merupakan jenis virus yang lazim memicu demam biasa.
Antibodi dari vaksin Sinovac maupun Sinopharm terbentuk setelah 28 hari dari suntikan pertama. Sedangkan antibodi dari vaksin AstraZeneca terbentuk setelah 42 hari dari suntikan pertama.”
Dari sumber yang saya baca, onset efek samping vaksin Astrazeneca baik efek sistemik maupun lokal dapat terjadi dalam 1-2 hari pasca vaksin, dengan durasi 1-2 hari.
Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu. “Ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoax yang beredar.
Pengidap penyakit kronis, seperti PPOK, asma, penyakit jantung, penyakit gangguan ginjal, penyakit hati yang sedang dalam kondisi akut atau belum terkendali, vaksinasi harus ditunda dan tidak bisa diberikan.
Sesuai dengan ketentuan, vaksin AstraZeneca dapat digunakan dengan interval 8 -12 minggu, namun untuk mempercepat pencapaian dosis primer maka vaksin AstraZeneca diberikan dengan interval 8 minggu.
Ilmuwan penemu vaksin Oxford-AstraZeneca, Prof Dame Sarah Gilbert, mengingatkan kemungkinan bahwa pandemi yang terjadi di masa depan bisa lebih mematikan dibanding krisis Covid-19 saat ini.
Apakah aman untuk mendapat dosis pertama dan dosis kedua yang berbeda? Sejauh ini, perlindungan dari vaksin disebut akan lebih efektif jika didapat dari satu merk atau jenis vaksin saja. Contohnya, jika vaksin dosis pertama yang diberikan adalah AstraZeneca, maka suntikan kedua sebaiknya menggunakan merk yang sama.
Dan pemberian dosis pertama serta kedua memiliki perbedaan yaitu. Vaksinasi pertama, punya peran sebagai prime dose atau dosis utama yang bertugas mengenalkan virus mati (inactivated virus) Covid-19 ke tubuh penerima. Sementara vaksinasi dosis kedua berfungsi sebagai booster dose atau penguat kemampuan vaksin.
Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI juga mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca tidak mengandung babi.
Dilansir dari laman Medcom.id, klaim bahwa vaksin Pfizer buatan China adalah salah. Faktanya, Vaksin Pfizer merupakan produk gabungan perusahaan Amerika Serikat dan Jerman. Pfizer merupakan perusahaan farmasi Amerika Serikat yang menggandeng BioNTech, perusahaan asal Jerman.
Pemberian vaksin booster dilakukan dengan kombinasi dari jenis vaksin yang berbeda dari yang diberikan sebelumnya. Untuk orang-orang yang menerima vaksin Coronavac, atau dikenal dengan Sinovac, vaksin booster yang diterima bisa berupa vaksin AstraZeneca.
Vaksinasi dosis 3 atau booster COVID-19 merupakan vaksinasi dengan jenis vaksin yang sama (homolog) ataupun jenis vaksin yang berbeda (heterolog) dengan vaksinasi primer dosis 1 dan 2. Vaksinasi booster dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan dari vaksinasi primer.
Situs resmi UNICEF memberikan saran kepada mereka yang telah mendapatkan vaksinasi covid-19 untuk mengambil waktu istirahat. Menurut UNICEF, setidaknya selama 2-3 hari berikan waktu bagi tubuh untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang berat.
Vaksin Booster disebut juga vaksin dosis ketiga yang diberikan sebagai upaya untuk memutuskan rantai penularan COVID-19. Tujuannya dengan meningkatkan imunitas tubuh dalam melawan virus Corona. Dosis ketiga ini dinilai dapat meningkatkan efektivitas vaksin COVID-19 yang sebelumnya sudah diberikan.
Salah satu hal yang boleh dilakukan setelah vaksin, yaitu minum obat setelah vaksin. Minum obat setelah vaksin diperbolehkan guna mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman terhadap efek samping yang muncul. Obat yang dapat dikonsumsi antara lain adalah ibuprofen, parasetamol, aspirin, atau astihistamin.